(Sebuah surat dari Endra Sulistyono, 2D kebendaharaan negara)
Apa yang sudah terjadi
belakangan ini mengingatkan kita pada peristiwa tahun 1998 dimana pada saat itu
Pemerintah dibuat tidak berdaya menghadapi aspirasi penuh emosi yang tidak mengindahkan
lagi etika dan moral yang melekat sebagai identitas bangsa .
Namun apa yang terjadi pada
belakangan ini , dilatarbelakangi oleh sesuatu yang berbeda dari tahun 1998 ,
BBM , ya Bahan Bakar Minyak yang menjadi latar belakangnya . Berbagai kalangan
baik itu mahasiswa , buruh , dan rakyat pada umumnya melakukan aksi turun ke
jalan dengan seruan menolak kenaikan harga BBM .” APBN akan jebol apabila BBM tidak dinaikan”, Opini yang
di ajukan oleh pemerintah tersebut membuat geram “ kebanyakan “ elemen rakyat .
Dengan penuh semangat mereka meneriakan penolakan atas opini tersebut . Bahkan
jalur anarkis pun diambil dalam menyampaikan penolakan atas kenaikan BBM
tersebut.
Lalu apa yang dilakukan
pemerintah ?
Tepat satu hari
sebelum saya menulis opini ini pemerintah melalui parlemennya yaitu DPR
mengadakan rapat paripurna membahas
tentang kenaikan BBM . Semua masyarakat Indonesia tau dan mengerti betapa alot
dan sulitnya menentukan keputusan yang terbaik demi kesejahteraan rakyat .
Interupsi demi interupsi disampaikan , fraksi fraksi saling menyampaikan
pendapatnya . dan hasilnya??
Apapun hasilnya tentu saja itu
adalah yang terbaik bagi rakyat .Pemerintah kita adalah yang terbaik yang kita
miliki . Dan apapun kebijakan dan keputusan pemerintah adalah yang terbaik buat
rakyatnya . Jika kita masih menunjukkan aksi anarkis setelah ini , maka sudah
saatnya kita membuka mata , dan berfikir , apakah kita sudah baik ??
Semoga
bermanfaat ..